Definisi
Akal dan Wahyu
Kata akal yang sudah menjadi kata
Indonesia, berasal dari kata Arab al-aql yang dalam bentuk kata benda,
berlainan dengan al-wahy, tidak terdapat dalam Al-Quran. Al-Quran hanya
membawa bentuk kata kerjanya ‘aqaluh dalam 1 ayat, ta’qilun 24
ayat, na’qil 1 ayat, ya’qiluha 1 ayat dan ya’qilun 22
ayat. Kata-kata itu datang dalam arti faham dan mengerti.
Kamus bahasa Arab Lisan Al-‘Arab
menjelaskan bahwa al-‘aql berarti al-hijr menahan dan al-‘aqil
ialah orang yang menahan diri dan mengekang hawa nafsu. Seterusnya diterangkan
pula bahwa al-‘aql mengandung arti kebijaksanaan, al-nuha, lawan
dari lemah pikiran, al-humq. Selanjutnya disebut bahwa al-‘aql
juga mengandung arti kalbu, al-qalb.
Arti asli dari kata ‘aqala
kelihatannya adalah mengikat dan menahan dan orang yang ‘aqil di jaman
jahiliah, yang dikenal dengan hamiyyah atau darah panasnya, adalah orang
yang dapat menahan amarahnya dan oleh karenanya dapat mengambil sikap dan
tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Kedudukan
Akal dan Wahyu dalam Teologi Islam
Teologi sebagai ilmu yang membahas
soal ketuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap tuhan, memakai akal dan
wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang kedua hal tersebut. Akal, sebagai
daya berpikir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada
diri Tuhan, dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada
manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban
manusia terhadap Tuhan.
Banyak terdapat dalam buku-buku
klasik tentang ilmu kalam yang membahas persoalan akal dan wahyu, keduanya
terkait dengan dua masalah pokok yang masing-masing bercabang dua. Masalah
pertama ialah soal mengetahui Tuhan dan masalah kedua soal baik dan jahat.
Masalah pertama bercabang menjadi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui
Tuhan yang dalam istilah Arab disebut husnul ma’rifah Allah dan wujud
ma’rifah Allah.[4]
Kedua cabang dari masalah kedua ialah: mengetahui baik dan jahat, dan kewajiban
mengerjakan perbuatan baik dan kewajiban menjauhi perbuatan jahat atau ma’rifah
i’tinaq al-hasan wa ijtinab al-qabih, yang disebut al-tahsin wa
al-taqbih.[5]
Sederhananya seperti ini:
1.
Dapatkah
akal mengetahui adanya Tuhan?
2.
Kalau
ya, dapatkah akal mengetahui kewajiban berterimakasih kepada Tuhan?
3.
Dapatkah
akal mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat?
4.
Kalau
ya, dapatkah akal mengetahui bahwa wajib bagi manusia berbuat baik dan wajib
baginya menjauhi perbuatan jahat?
Polemik yang terjadi antara
aliran-aliran teologi Islam yang bersangkutan ialah: yang manakah di antara
keempat masalah itu yang dapat diperoleh melalui akal dan mana melalui wahyu?
Masing-masing aliran memberikan jawaban-jawaban yang berlainan.
Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa
ke-empat masalah tersebut dapat diketahui akal, golongan Asy’ariah mengatakan
bahwa akal dapat mengetahui hanya satu dari ke-empat masalah itu, yaitu adanya
Tuhan. Menurut penjelasan Al-Asy’ari sendiri, semua kewajiban dapat diketahui
hanya melalui wahyu. Akal tak dapat menentukan Sesuatu menjadi wajib dan dengan
demikian tak dapat mengetahui bahwa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi
perbuatan jahat adalah wajib. Selanjutnya ia mengatakan bahwa akal dapat
mengetahui adanya Tuhan, tetapi mengetahui tentang kewajiban terhadap Tuhan
diperoleh hanya melalui wahyu.
akal adalah: suatu daya yang hanya dimiliki manusia dan oleh karena itu dialah yang membedakan manusia dari mahluk lain.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
akal adalah: suatu daya yang hanya dimiliki manusia dan oleh karena itu dialah yang membedakan manusia dari mahluk lain.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Fungsi Akal
1. Tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan.
2. Alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang
benar.
3. Alat penemu solusi ketika permasalahan datang.
Dan masih banyak lagi fungsi akal, karena hakikat dari akal adalah
sebagai mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal
yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan
akibatnya dari hal yang akan dikerjakan tersebut. Dan Akal adalah jalan
untuk memperoleh iman sejati, iman tidaklah sempurna kalau tidak
didasarkan akal iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat
dan akalah yang menjadi sumber keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Fungsi Akal
1. Tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan.
2. Alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang
benar.
3. Alat penemu solusi ketika permasalahan datang.
Dan masih banyak lagi fungsi akal, karena hakikat dari akal adalah
sebagai mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal
yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan
akibatnya dari hal yang akan dikerjakan tersebut. Dan Akal adalah jalan
untuk memperoleh iman sejati, iman tidaklah sempurna kalau tidak
didasarkan akal iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat
dan akalah yang menjadi sumber keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
0 komentar:
Posting Komentar